Jakarta – Bagi para tentara Amerika Serikat, smartphone bisa menjadi perlengkapan dibutuhkan bersamaan dengan sepatu boot, senapan dan amunisi.Tentara AS kini sedang menjalani program enam pekan guna menguji ketahanan penggunaan ponsel layar sentuh dan tablet dalam pertempuran. Program percontohan ini dimulai 6 Juni lalu di White Sands dan daerah pelatihan Fort Bliss di New Mexico dan Texas.
Pelatihan kering ini terbukti sangat menggembirakan dan para pejabat Angkatan Darat (AD) berharap gelombang pertama tentara yang dilengkapi smartphone bisa dikirim ke luar negeri akhir tahun ini. Beberapa anggota brigade sudah ditugaskan dengan radio taktis.
Perangkat ini tak akan menggantikan radio namun akan didistribusikan lebih luas dan idealnya akan beroperasi berdampingan peralatan yang lebih tua, kata para pejabat. Infanteri menggunakan smartphone untuk memperbarui pesan teks mengenai lingkungan, mengirim gambar dengan lokasi GPS, menarik peta, dan dengan cepat membuat laporan.
“Ketika prajurit bermasalah dalam menyampaikan laporan, mereka bisa kembali ke teks,” ujar direktur AD program itu, Michael McCarthy. Para prajurit muda tumbuh dengan teknologi ini dan mereka akrab dengannya, lanjutnya.
Sistem kamera ponsel dan GPS pada gambar yang juga disebut ‘augmented reality’ ini juga dalam pengembangan, kata para pejabat. Dalam sidang, secara kolektif tentara mengevaluasi lebih dari 300 Android, iPhone dan Windows Phone, ujar McCarthy. Selain itu, mereka juga membawa tablet Apple, Dell dan Hewlett-Packard, lanjutnya lagi.
Secara terpisah, divisi lain AD menguji ponsel Android khusus yang perangkat prototipnya disebut Joint Battle Command-Platform Handheld. “Kami memperhitungkan berbagai macam perangkat dan semua ponsel yang telah diuji hasilnya cukup baik,” kata McCarthy.
Meski begitu, ia mengakui beberapa perangkat memang terbukti bermasalah. Salah satu ponsel populer dari Samsung Electronics gagal terhubung jaringan selular dan memiliki bug di sistem operasi (OS) Androidnya, ujar McCarthy.
Awalnya, kelompok tentara ini mengalami masalah saat pengujian iPhone di padang pasir. “AT&T tak memberi pelayanan di sana,” ujar McCarthy. Kemudian, iPhone dan Android bisa bekerja dengan sangat baik, kata direktur AD pengiring program perangkat mobile Ed Mazzanti.
Mazzanti berharap, AD akan menggunakan dua OS untuk penggunaan resmi. Dengan begitu, kebutuhan pengembangan software bisa diminimalisir dan dapat bertahan dari serangan cyber yang ditargetkan pada jenis OS tertentu. Teknisi software tentara mengembangkan cara agar aplikasi bisa digunakan di dua platform, kata para pejabat.
Aplikasi lain sedang dikodekan sebagai laman Web yang dioptimalkan, katanya. Juru bicara Google menolak mengomentari transaksi perusahaannya dengan organisasi individu ini. Juru bicara Apple pun melakukan hal serupa.
Perangkat berkaca, logam dan plastik ini cukup mencengangkan, ungkap AD setelah menguji. Perangkat ini sudah menghadapi kondisi badai pasir kasar, kata McCarthy.Tentara bisa mengoperasikan perangkat layar sentuh menggunakan karakter khusus.
Jangan harap sersan akan membawa satu keranjang penuh barang elektronik keluar dari toko. Pejabat AD mengatakan, mereka tak membeli teknologi komersial yang tersedia melainkan berinvestasi dalam penelitian dan produksi yang jelas lebih ekonomis.
“Ini jauh lebih murah daripada mengembangkan sendiri,” kata McCarthy. Banyak produk yang dijual di Best Buy lebih maju dibanding alat yang sudah ada di AD. Sebuah smartphone bukanlah ponsel, kata Mazzanti.
“Ini komputer, unit layar, unit video-out. Karena berbasis utilitas komputer dalam paket tujuh ons, kami mulai menyadari ada sejumlah potensi besar,” katanya. Namun kendalanya, perangkat ini bisa digunakan menyerang pasukan karena software dan transmisinya tak sepenuhnya aman.
“Saat ini, kami tak memiliki tingkat enkripsi yang bisa membawa smartphone ini ke luar negeri dan sepenuhnya mengintegrasikannya dalam sistem misi perintah,” kata Mazzanti. Namun, mungkin ada beberapa penyebaran terbatas tahun ini terkait radio taktis yang menyediakan enkripsi yang dibutuhkan.
Bersamaan pengujian smartphone dan tablet, AD juga menguji peralatan yang memungkinkan operator menggunakan jaringan darurat. ‘Menara dalam koper’ yang mampu menciptakan jaringan nirkabel terbatas akan digunakan ketika layanan yang ada tak bisa diandalkan atau adanya kemungkinan menarik minat pendengar yang tak diinginkan.
sumber:http://redplus18.blogspot.com/2011/07/tentara-as-bakal-dipersenjatai.html
Posting Komentar