
Michigan - Seorang wanita yang bekerja sebagai pramusaji di sebuah restoran menggugat majikannya setelah dipecat karena dia mengenakan kerudung saat bekerja. Ironisnya, restoran tempat dia bekerja merupakan restoran khas Timur Tengah.
Summer Shahab, warga Amerika keturunan Pakistan, mengatakan dia bekerja sebagai pramusaji di Restoran Shish Gardens selama sembilan bulan. Namun, dia tiba-tiba dipecat karena busana barunya mengenakan jilbab.
Kasus tersebut dianggap sebagai pelanggaran terhadap undang-undang anti diskiriminasi, tapi sebagian orang di wilayah itu mengatakan manajemen restoran memiliki hak untuk menentukan cara berpakaian karyawan.
Menurut dokumen gugatan, Shahab adalah seorang Muslim yang dipekerjakan pada Maret 2012 sebagai pramusaji dan kasir. Pada November, dia memutuskan untuk lebih mendalami agamanya dan mulai mengenakan jilbab.
Pada hari pertama bekerja mengenakan jilbab, manajer restoran langsung mempertanyakan tampilan baru Shahab.
Manajer yang diidentifikasi bernama Adel Badreldin bertanya mengapa Shahab tidak mengkonsultasikan dengan dirinya soal perubahan busana tersebut dan apakah jilbab yang Shahab kenakan merupakan paksaan dari orang tua.
Badreldin mengatakan penggunaan jilbab merupakan busana yang tidak pantas dikenakan untuk bekerja di restoran dan menyuruh pegawainya itu pulang jika menolak melepas jilbabnya.
Pengacara Shahab, Amir Makled, mengatakan kliennya dipecat setelah melakukan pembicaraan yang panjang dengan manajemen restoran mengenai jilbab.
Badreldin meminta karyawannya itu untuk melepaskan jilbab atau dia akan dibebastugaskan dari jadwal kerjanya yang berarti dipecat.
Saat dimintai tanggapan, salah seorang manajer Shish Garden bernama Benny mengatakan pihaknya belum mengetahui gugatan tersebut. Namun, pria itu berdalih bahwa Shahab mengundurkan diri.
"Dia berhenti karena setiap hari dia datang terlambat. Dia selalu mengeluh kalau mobilnya selalu rusak jadi dia tidak bisa datang tepat waktu," kata Benny.
Shahab membantah soal tuduhan bahwa dirinya sering datang terlambat bekerja.
Shahab menuntut restoran itu membayar $25.000 sebagai ganti rugi karena hak individualnya telah ditindas dan biaya emosional yang dia hadapi setelah mengalami pemecatan. | BS
sumber: Bikyanews, The News Herald
Posting Komentar