Gempa bumi megathrust (besar) dan tsunami yang terjadi di sebelah timur-laut Jepang (gempa Tohoku) pada tahun 2011 menjadi ancaman hipotesis bagi Indonesia dan Australia.
Gempa megathrust adalah jenis gempa yang sering terjadi di zona penunjang atau wilayah geologis di mana satu lempeng tektonik bergeser ke bawah lempeng lainnya dan batas antara lempeng-lempeng tersebut patah.
Muncul pertanyaan, apakah kita tahu seberapa besar gempa bumi tersebut? Dan di mana lokasi gempa bumi terbesar terjadi?
Jawaban dua pertanyaan di atas mempunyai dampak penting untuk setiap negara dengan garis pantai di dekat zona penunjang, seperti Indonesia dan Australia.
Menurut Profesor Phil Cummins, Pimpinan Ilmuwan Geoscience Australia dan Guru Besar bidang Bencana Alam dari Research School of Earth Sciences, Universitas Nasional Australia, potensi-potensi gempa megathrust yang berskala antara 8-9 skala richter ada di Indonesia, tepatnya di selatan Selat Sunda.
"Namun, untuk memprediksi suatu gempa dan tsunami belum ada teknologinya. Baru sekedar memprediksi potensi-potensi gempa ada di setiap wilayah," kata Cummins, di seminar mengenai Ilmu Gempa Bumi dan Metode Matematika untuk Geofisika, di Kedutaan Besar Australia, Jakarta, 27 Mei 2013.
(www.dailymail.co.uk) |
Ia menjelaskan, misalnya gempa Tohoku yang terjadi di Jepang pada tahun 2011. Ahli-ahli gempa di sana hanya memprediksikan kekuatan gempa yang bisa terjadi sebesar 8,5 skala richter, namun yang terjadi sebenarnya mencapai 9 skala richter.
"Akibatnya bangunan-bangunan di sana banyak yang hancur, lebih parah lagi bangunan pembangkit tenaga nuklirnya. Itu mengartikan kekuatan gempa bumi dan tsunami sama sekali tidak dapat diprediksi," ujar Cummins.
4 Lempeng Tektonik
Irwan Meilano, Guru Besar Madya dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung mengatakan, Indonesia sangat dipengaruhi oleh interaksi empat lempeng tektonik utama, termasuk zona penunjang, zona tumbukan, lempengan aktif, dan gunung berapi.
"Saya bersama Cummins sudah melakukan penelitan untuk melihat potensi-potensi gempa di Indonesia. Seperti di bagian selatan Sumatera ada potensi gempa yang berukuran 9 skala richter," kata Irwan.
Penelitian ini sangat penting bagi Indonesia untuk memahami secara lebih baik potensi kerusakan akibat dari gempa dan tsunami.
"Memahami sumber dan ciri-ciri gempa bumi itu penting untuk membuat peta-peta bahaya seismik nasional yang paling mutakhir dan terbaru. Sehingga, Indonesia dapat mengembangkan strategi-strategi yang lebih baik untuk mengurangi korban jiwa dan cedera," kata Cummins.
(*/vivanews)
Posting Komentar