Peristiwa pemukulan wartawan Sindo TV oleh mahasiswa Trisakti, Muhammad Ardinal berbuntut panjang. Ardinal yang mengaku putra petinggi jajaran kepolisian itu diadukan korban pemukulan, Sukron, ke Mapolda Metro Jaya, Jakarta.
Selanjutnya, pihak Universitas Trisakti dan Sindo TV melakukan mediasi antarkeduanya. Dalam mediasi tersebut, Ardinal yang mengenakan kemeja bergaris merah biru itu tampak tegang. Garis-garis raut di dahinya begitu jelas terlihat.
Ardinal yang sebelumnya menyebut sebagai anak jenderal, langsung tertunduk lesu saat diketahui orang tuanya bukanlah petinggi kepolisian. Ia merupakan putra Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur (Kasudin Damkar) Abdul Karim.
Kendati demikian, Karim menuturkan putranya itu memang memiliki bapak angkat seorang pejabat kepolisian berpangkat jenderal. "Kalau tidak salah, bapak angkatnya sedang sekolah di Amerika," jelas Karim di Jakarta, Kamis (23/5/2013)
Kasus pemukulan terhadap wartawan Sindo TV, Sukron, bermula saat terjadi kericuhan antarmahasiswa peserta aksi peringatan Tragedi Mei 1998. Saat terjadi aksi saling dorong, sejumlah wartawan bermaksud meliputnya, termasuk Sukron yang akan mengambil gambar.
Namun nahas, Sukron terkena pukulan di bagian mata sebelah kiri hingga lebam. Dia mengaku mendengar Ardinal mengaku sebagai anak Brigadir Jenderal.
(*/liputan6)
Posting Komentar