KAIRO -- Mantan presiden Mesir Husni Mubarak, untuk pertama kalinya, berbicara di depan publik sejak penahanan dia dua tahun lalu. Usai persidangan, ia menyatakan kecewa dengan Kementerian urusan negara, terutama penanganan terhadap rakyat miskin.
Pria berusia 85 tahun ini berbicara kepada surat kabar Al Watan usai menjalani pengadilan ulang atas peran dia dalam pembunuhan ratusan demonstran. Pembunuhan ini pun akhirnya berujung kepada pemberontakan yang menyebabkan Mubarak turun di 2011.
Usai turun, Mubarak pun ditangkap dan kemudian menghadapi pengadilan atas beberapa tuduhan. Sempat dirawat di rumah sakit, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan kemudian harus menghadapi pengadilan ulang.
Selain itu, ia juga menyatakan kepada media tersebut, bahwa terlalu dini menilai pemimpin Mesir saat ini, Muhammad Mursi. Karena menurut dia, politisi Islam tersebut mendapat bermacam pekerjaan berat. Cuma saat ini ia mengaku sedih dengan kondisi negara Mesir.
Ia menggambarkan negara Mesir saat ini menghadapi ketidakstabilan politik sehingga menyebabkan wisatawan dan investor takut datang ke negara itu. Kondisi ini menyebabkan ekonomi Mesir pun jatuh, sehingga menimbulkan kesulitan bagi rakyat miskin disana.
''Kesedihan saya, melihat kaum miskin dalam kondisi saat ini,'' ucap Mubarak seperti dilansir Reuters, Ahad (12/5).
Ia juga khawatir dengan prospek kesepakatan antara Mesir dengan IMF. Mesir memang berencana meminjam 4,8 miliar dolar AS sebagai langkah penting untuk mendukung perekonomian. Tak hanya itu, pinjaman juga akan mendorong pemerintah mengambil tindakan penghematan yang cenderung membatasi pengeluaran subsidi.
Sebelumnya, para ekonom Mesir menyalahkan subsidi rezim Mubarak yang gagal mendorong ekonomi negara, karena diarahkan kepada yang tak perlu. Pemerintah Mursi saat ini berusaha untuk mengarahkan dana subsidi kepada hal yang lebih penting. Sedangkan Mubarak menyatakan segala keputusannya waktu itu bersumber pada perhatiannya terhadap rakyat miskin.
Khususnya keputusan ketika meluncurkan subsidi. Oleh karena itu, ia pun khawatir ketika Mesir meminjam dana dari IMF. Karena poin-poin kesepakatan yang sangat sulit dan bahaya besar bagi perekonomian Mesir.
Begitu juga, ia yakini akan memukul warga miskin dan berpenghasilan rendah. Dengan rencana pemilihan parlemen akhir tahun ini, Pemerintahan Mursi belum melakukan kesepakatan dengan IMFMubarak juga mengkhawatirkan keamanan negara saat ini. Hal ini merujuk kepada meningkatnya kejahatan dan militansi muslim di Semenanjung Sinai.
''Sejarah akan menilai dan saya masih yakin akan ada generasi yang menilai saya secara lebih adil,'' ucap dia. Al Watan adalah media yang sangat kritis terhadap Pemerintah Mursi dan Ikhwanul Muslimin.
Posting Komentar