Pria asal Chechnya, Ibragim Todashev (27) tewas diterjang peluru aparat di Florida, saat diinterogasi soal dugaan keterlibatannya dalam pemboman di ajang Boston Marathon. Tudingan Sang ayah, agen FBI sengaja mengeksekusinya.
Bicara di Moskow, Abdul-Baki membantah keterangan pihak FBI yang menyebut putranya menyerang petugas saat dimintai keterangan soal rekannya, Tamerlan Tsarnaev. Ia yakin benar, Ibragim "100 persen tak bersenjata", namun ditembak enam kali di bagian torso, dan satu peluru bersarang di kepala bagian belakangnya.
Untuk memperkuat klaimnya, ia menunjukkan foto jasad putranya yang diambil di sebuah kamar jenazah di Florida oleh salah satu rekannya, Khusen Taramov.
"Aku hanya pernah melihat dan mendengar hal seperti ini di dalam film. Bahwa mereka melumpuhkan orang dengan peluru, lalu untuk memastikannya sudah tewas, menembaknya di bagian kepala," kata Abdul-Baki seperti dimuat Guardian, Jumat (31/5/2013). "Mereka tak hanya agen FBI, tapi bandit-bandit."
Keluarga Ibragim Jumat ini akan mengajukan permohonan resmi pada pemerintah federal, untuk menyelidiki insiden tersebut.
Sebuah kelompok advokasi Islam bersikukuh pada pendirian bahwa Ibragim Todashev tak bersenjata saat diberondong dengan 7 tembakan di apartemennya di Orlando, Senin 22 Mei 2013 lalu.
Hassan Shibley, direktur eksekutif Council on American-Islamic Relations cabang Florida mengatakan, pihaknya akan mendampingi pihak keluarga dan rekan Ibragim dalam pengajuan permohonan.
"Kami tak sedang menuduh. Kami hanya ingin tahu bagaimana seorang pria tak bersenjata, yang belum jadi tersangka, apalagi terbukti melakukan kesalahan apapun, ditembak 7 kali, satu di kepala, dan akhirnya tewas."
Posting Komentar