SEBAGAI pemilik media Dahlan Iskan dan Surya Paloh kerap dituding memanfaatkan posisinya untuk kepentingan pribadi.
Dahlan Iskan menuturkan konteks penggunaan media televisi (TV) dan surat kabar oleh para pemiliknya. Menurut Dahlan, media surat kabar boleh digunakan pemiliknya untuk menyampaikan keinginanya. Sementara TV adalah ranah publik sehingga tidak boleh jadi corong pemiliknya.
Hal itu mengemuka dalam talk show pada Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia 2013 di Nusa Dua Bali, Kamis (13/6).
"Kalau koran itu boleh dipakai buat apa saja sesuai kemauan owner, tapi kalau TV mah jangan, karena frekuensi publik," ungkap Dahlan
Ia menjelaskan, surat kabar didapatkan dengan cara dibeli. Artinya, siapapun yang butuh informasi tersebut maka dengan senang hati membeli. Berbeda dengan TV yang dengan mudah dapat diakses masyarakat.
"Kan kalau mau mendapatkan surat kabar itu harus beli, jadi pemiliknya mau ngomong apa saja ya silakan," sebut Dahlan.
Sementara itu, Surya Paloh langsung bereaksi atas ucapan Dahlan Iskan yang hadir dilokasi menyatakan siap menjual TV yang dimilikinya, jika memang pernyataan Dahlan Iskan adalah benar.
"Kalau Dahlan katakan, koran boleh dipakai pemiliknya. Kalau saya lebih bagus saya jual TV saya kalau saya tidak boleh muncul di sana," ungkapnya.
Surya Paloh pun membandingkan dengan salah satu TV swasta yang setiap waktunya hanya menyajikan tayangan yang tidak bermutu.
"Harusnya ini yang diperhatikan, ketika owner TV yang memutar sinteron siang malam tapi tidak dikritisi sampai sekarang, nah ketika saya bicara soal kenegaraan di TV saya itu malah dianggap tidak boleh," ujarnya.
"Saya siap berkomitmen dan sepakat dengan owner ini harus bersatu, makanya saya datang kalau tidak bersatu, bagaimana kalau kita tendang saja," sambungnya.
Melihat Surya Paloh yang berbicara berapi-api, Dahlan Iskan yang tampil dengan baju putih dibalut jas putih itu kemudian menghampiri Surya.
Dahlan, pemilik Jawa Pos itu kemudian menyalami Surya Paloh, pemilik Media Group. Peristiwa itu terjadi setelah diskusi agak memanas.
Dahlan dengan tersenyum menepuk bahu Surya dan menjulurkan tangannya untuk menyalami. Tanpa jeda, Surya Paloh pun menjawab uluran salam Dahlan. Tepuk tangan pun bergemuruh di ruangan yang luas itu.
Begitulah dua pemilik media ini bersikap. Diskusi boleh memanas, namun keduanya memperlihatkan persahabatan. Setelah itu, Surya Paloh melanjutkan bicara.
"Kalau boleh memilih, saya mending tidak menjadi pemilik televisi, tapi bisa tampil di televisi," kata pemilik Media Indonesia dan Metro TV itu.
Baik pernyataan Dahlan dan Surya Paloh berawal dari salah seorang peserta pertemuan Forum Pemred yang menilai media sering dikendalikan oleh pemiliknya.
(*/jpnn/detik/rol)
Posting Komentar