Delegasi Palestina dan Israel bertemu di Washinton dalam dua hari lalu mencari upaya damai. Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Selasa (30/7/2013), mengatakan, kedua delegasi bersepakat untuk terus melakukan pembicaraan.
Kerry juga yakin kedua belah pihak akan mencapai kesapakatan untuk mengakhiri konflik. Pertemuan akan digelar dalam beberapa waktu mendatang, membicarakan berbagai isu kunci yang membuat kedua belah pihak berseteru..
Berikut tiga persoalan kunci antara Palestina dan Israel. Dilansir BBC:
Perebutan Kota Jerusalem
Israel menolak membagi kota Jerusalem menjadi dua wilayah, yakni wilayah politik dan pusat keagamaan bagi orang Yahudi. Berdasarkan Undang-undang Dasar Israel 1980, Israel menjadikan Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sedangkan Palestina menganggap Jerusalem merupakan kota miliknya yang direbut oleh Jordania dan kemudian direbut oleh Israel pada 1967. Palestina menganggap Jerusalem merupakan ibu kota negara Palestina. Di kota ini terdapat bangunan suci umat Islam, yakni Masjidil Aqsa dan Kubah Emas tempat pijakan Nabi Muhammad SAW saat melakukan Isra Mi'raj.
Sementara itu, Amerika Serikat tidak mengakui penguasaan Jerusalem Timur oleh Israel sehingga menolak menempatkan kedutaab besarnya di Jerusalem dan tetap berada di Tel Aviv, ibu kota Israel saat ini. Presiden Obama juga menolak pembangunan permukiman warga Israel di Jerusalem Timur.
Sengketa Perbatasan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui pembentukan negara Palestina dan Israel bersedia menarik mundur pasukannya dari wilayah Tepi Barat yang direbutnya pada 1967.
Namun Israel ingin ditetapkan perbatasan yang pasti termasuk wilayah permukiman penduduk Israel yang telah banyak menetap di Tepi Barat dan Jerusalem. Namun demikian, kelompok sayap kanan menolak ide ini.
Sedangkan Palestina ingin agar pembicaraan masalah perbatasan ini dimulai dari penentuan posisi tanah yang direbut Israel pada 1967 di wilayah Tepi Barat, Jerusalem Timur, dan Gaza. Wilayah ini akan menjadi Palestina di masa datang. Sebagai gantinya, Palestina setuju untuk menukar lahan untuk Israel.
Sementara itu Amerika Serikat setuju penetapan perbatasan itu dan namun harus dilandaskan pada penguasaan wilayah pada 1967. AS ingin agar penukaran lahan itu menjadi dasar perundingan.
Wilayah Pemukiman Yahudi Israel
Israel tetap bersikukuh untuk tidak memindahkan penduduk Israel di Jerusalem Timur dan Tepi Barat. Israel menolak penghentian sementara pembangunan permukiman penduduk di wilayah itu sebagai syarat untuk memulai perundingan.
Sedangkan Palestina ingin agar semua permukiman penduduk Israel ditinggalkan seperti yang dilakukan di Gaza.
Meskipun demikian, Palestina setuju sejumlah kecil penduduk tetap tinggal di wilayah itu. Namun, berapa jumlah minimal penduduk yang boleh tinggal dan penggantian tanah untuk yang pergi masih menjadi perdebatan.
Sementara itu, Amerika Serikat menolak keberadaan permukiman penduduk Israel di Jerusalem Timur dan Tepi Barat. Namun demikian, AS diam saja ketika warga Israel membangun permukiman di wilayah itu dan bersedia berkompromi.
(*/BBC/inilah)
Posting Komentar