Musim panas yang menyengat, belum lagi potensi gesekan dengan militer, membuat puasa tahun ini menjadi ujian tersendiri bagi para demonstran pro-Mohammed Mursi di Mesir. Kendati demikian, ribuan massa Ikhwanul Muslimin tetap menjalankan ibadah puasa, yang ternyata malah membuat mereka semakin kuat.
Ribuan orang dilaporkan masih betah menduduki Nasr City, Kairo, menuntut Mursi yang digulingkan militer untuk kembali berkuasa. Selain menggelar protes, di sini mereka juga beribadah, membaca Al-Quran dan berdoa, tidak ingin melewatkan momen pahala berganda di bulan Ramadan.
Seorang wanita yang diwawancara NBC News, Sabtu 13 Juli 2013, mengatakan bahwa situasi di tempat itu lebih mirip Mekkah saat musim haji, ketimbang sedang berdemonstrasi. Siang hari ada pria yang berkeliling sambil membawa semprotan air, menyiram wajah-wajah orang-orang yang kepanasan. Terlihat juga pemuda membawa bongkahan besar es, untuk pendingin udara.
Puluhan tenda berdiri di dekat masjid Rabiah al-Adawiyah di distrik itu. Panas menyengat. Puasa bisa sampai 14 jam sehari. Kendati demikian, mereka mengaku tugas mereka itu suci, untuk mengembalikan kekuasaan yang direnggut paksa.
"Allah menolong kami, baik puasa atau sedang tidak puasa, karena kami punya tujuan, dan tujuan kami sah," kata Ahmad Khalil, seorang guru yang bertugas menjadi penjaga keamanan dalam demonstrasi tersebut, tetap semangat di tengah suhu 32,7 derajat celcius.
Demonstran Ikhwanul Muslimin membaca al-Quran |
Ismail, yang juga seorang guru, mengaku tetap akan berada di sana hingga Mursi kembali memimpin. Dia berpuasa, dan mengatakan puasa justru membuat mereka lebih kuat.
"Faktanya puasa membuat kami lebih kuat dan memberi kami energi, karena hubungan kami dengan Allah sangat dekat. Kami berdoa di tengah terik Matahari. Kami menyeru pada Allah. Kami meminta kemenangan, dan Insya Allah, kami akan mendapatkannya," kata Ismail.
Mursi digulingkan dari posisinya oleh militer 3 Juli lalu. Sejak itu, ribuan pendukung Mursi bentrok dengan aparat di Kairo, sedikitnya 90 massa Ikhwanul Muslimin tewas. Mursi adalah pemimpin pertama Mesir yang terpilih secara demokratis usai digulingkannya Hosni Mubarak dalam revolusi lalu.
"Ramadan adalah bulan kemenangan bagi Islam. Kami tidak akan berhenti, sampai Mursi kembali memimpin atau kami terbunuh di sini," tegas demonstran Dr. Wafaa Hefny, seorang profesor bidang sastra berusia 46 tahun.
(*/NBC News/Viva)
Posting Komentar