Krisis politik di Mesir berakhir dengan kudeta oleh militer terhadap pemerintahan sah hasil pemilu pimpinan Presiden Mohamed Morsi, Rabu (3/7/2013).
Rakyat Mesir kini saling berhadapan antara kelompok pendukung dan penentang Morsi. Krisis yang terjadi belakangan ini tidak terlepas dari peran kelompok kunci di negeri itu. Siapa saja mereka? Aljazeera merangkum profil mereka. Inilah di antaranya:
1. Militer Mesir
Kelompok militer ini telah berkuasa di Mesir sejak kudeta 1952 ketika menyokong Gamal Abdul Naser dan Hosni Mubarak. Mubarak kemudian digulingkan kembali pada 2011 dan menyelenggarakan pemilu. Mohamed Morsi menjadi pemenang pemilu sekaligus menjadi presiden pertama yang dipilih secara demokratis sejak era Mubarak.
2. Ikhawanul Muslimin
Ini adalah organisasi Islam tertua dan terbesar di Mesir. Gerakan ini muncul dan menjadi kuat setelah Mubarak lengser pada 2011. Organisasi ini dimusuhi di era Mubarak. Sayap politik organisasi ini adalah Partai Kebebasan dan Keadilan.
3. Tamaroud
Tamaroud berarti pemberontak, merupakan kelompok penggerak anti-Morsi yang berhasil mengumpulkan massa untuk turun ke jalan hingga berhasil mendorong militer untuk melakukan kudeta. Kelompok ini didirikan pada April lalu oleh anggota Gerakan Perubahan Mesir, sebuah kelompok yang beranggotakan loyalis Mubarak.
4. Tajarroud
Artinya keadilan atau kejujuran. Kelompok ini merupakan penentang Tamaroud dan muncul setelah Tamaroud mengklaim berhasil mengumpulan 22 juta tanda tangan untuk melengserkan Morsi. Kelompok ini juga memobilisasi massa untuk turun ke jalan.
5. Partai Al-nur dan Salafis
Al-nur adalah partai terbesar kedua di Mesir, dibentuk pada masa revolusi 2011. Partai ini merupakan pendukung Morsi, namun lebih condong mendukung penerapan hukum syariah. Kelompok ini akhirnya bersedia mendukung kudeta militer.
6. Front Pembebasan Nasional
Dikenal juga sebagai Front Nasional untuk Pembebasan Revolusi atau Front Penyelamatan Nasional, merupakan aliansi partai politik dan kelompok oposisi. Kelompok ini berhasil menyodorkan pengawas nuklir PBB Mohamed ElBaradei untuk bernegosiasi dengan militer agar bersedia menggulingkan Morsi.
7. Al-Azhar dan Gereja Koptik
Al Azhar merupakan otoritas Islam Suni tertinggi yang berbasis di Kairo, dipimpin oleh Ahmed El-Tayyeb. Di era Morsi, kelompok ini merasa termarginalkan oleh kehadiran Ikhwanul Muslimin. Al Azhar menuding Ikhawanul Muslimin berupaya mendongkel pimpinan Al Azhar dan menggantikannya oleh orang Ikhwanul Muslimin.
Sedangkan Gereja Ortodoks Koptik merupakan gereja panutan bagi pemeluk Kristen Koptik di Mesir. Gereja ini juga menggalang protes untuk melengserkan Morsi karena menganggap Morsi telah merampok revolusi dari rakyat Mesir. Gereja ini dipimpin oleh Paus Tawadros II yang berkuasa sejak setahun lalu. Ia memimpin sekitar 4 juta hingga 8 juta warga minoritas Kristen.
Posting Komentar