Empasan tornado di pinggiran Kota Oklahoma, Senin, 20 Mei 2013, yang menewaskan 24 orang dan menghancurkan sekitar 13 ribu rumah, kata pejabat setempat, menyebabkan kerugian Rp 20 triliun.
Juru bicara Departemen Asuransi Oklahoma, Calley Herth, mengatakan kepada kantor berita AFP, dana sebesar itu merupakan penilaian awal terhadap akibat yang ditimbulkan oleh sergapan angin puyuh di sepanjang 27 kilometer selama 40 menit.
Angka Rp 20 triliun, ujar Herth, kemungkinan akan bertambah bila kehancuran di Moore, kota berpenduduk 56 ribu jiwa, dimasukkan dalam hitungan. "Biaya ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan serangan tornado pada 2011 yang menewaskan 158 orang di Joplin, Missouri," kata Herth.
Wali Kota Oklahoma, Mick Cornett, dalam acara jumpa pers, mengatakan, lebih dari 13 ribu rumah hancur dan 33 ribu orang kehilangan tempat tinggal di sepanjang jalan yang dilalui badai tornado. "Angin puyuh ini menyebabkan kerugian sekitar Rp 2 triliun," kata Cornett.
Petugas keselamatan tak bisa memastikan jumlah orang yang kehilangan tempat tinggal. Sebab, banyak di antara para korban sudah diambil oleh keluarga dekatnya sehingga hanya beberapa puluh saja yang masih tinggal di tempat penampungan milik Palang Merah.
"Enam orang dewasa masih belum ditemukan sejak gempuran tornado berlangsung," kata Direktur Departeman Manajemen Emerjensi Oklahoma, Albert Ashwood.
Presiden Barack Obama dijadwalkan akan mengunjungi Kota Moore pada Ahad, 26 Mei 2013, untuk meninjau langsung kawasan yang dihajar tornado dan bertemu dengan korban serta petugas keselamatan.
Kantor Kesehatan Oklahoma dalam pengumumannya menyebutkan, jumlah korban tewas akibat tornado mencapai 24 orang, sembilan di antaranya anak-anak terdiri dari tujuh anak tewas di sekolah dasar Plaza Tower.
AL JAZEERA | TEMPO
Posting Komentar