{getFeatured} $label={recent} $type={featured1} $color={#1abc9c}

Arab Spring Merembet ke Turki: Istanbul Berubah Jadi Medan Perang


Gerakan anti-pemerintah serupa Arab Spring terjadi di Turki. Ribuan orang berkumpul di Lapangan Taksim di Kota Istanbul memprotes pemerintahan Perdana Menteri Reccep Tayyip Erdogan.

Seorang pria Australia bercerita tentang protes anti-pemerintah yang terjadi di Turki. Dia menyebut Kota Istanbul kini layaknya medan perang.

Antony Karasulas bekerja di sebuah rumah sakit di Istanbul. Tempatnya bekerja terletak dekat dengan Lapangan Taksim yang menjadi pusat para pendemo.

"Tiga hari ini situasi sangat gila!," terang Karasulas, seperti dikutip ABC News, Senin (3/6/2013).

"Para pendemo membuat barikade di seluruh penjuru kota. Tempat ini sudah menjadi medan perang," lanjutnya.

Karasulas melaporkan, sudah ada beberapa korban tewas akibat bentrokan antara pendemo dengan aparat. Sebagian besar korban meninggal dunia akibat gangguan pernafasan yang ditimbulkan gas air mata.

"Saya tahu dari rumah sakit ada korban tewas akibat gas air mata. Ada juga seorang ibu yang matanya terluka terkena peluru karet," jelas pria itu.

Karasulas mengaku telah bersiap-siap untuk kondisi yang terburuk. Dia pun membeli masker khusus untuk menghindari serangan gas air mata dari aparat.

Revolusi Arab Merembet ke Turki

Para pendemo menyebut Erdogan telah berubah menjadi diktator. Erdogan memang memiliki kekuasaan besar di Turki.

"(Erdogan) harus sadar dia adalah perdana menteri di sebuah negara demokratis. Dia tidak bisa bertindak sesukanya," ujar pengamat politik Turki, Koray Caliskan, seperti dikutip Guardian, Senin (3/6/2013).

Awalnya, warga hanya memprotes penggusuran sebuah taman di Istanbul. Taman itu rencananya akan diubah menjadi kompleks perbelanjaan.

"Kubu oposisi mendorong warga turun ke jalan. Provokasi mereka yang memicu protes ini," ujar Erdogan, seperti dikutip Guardian, Senin (3/6/2013).

"Protes diperparah kebohongan yang ada di Twitter. Segala macam kebohongan dapat ditemukan di sana. Buat saya, media sosial adalah hal terjahat yang ada di masyarakat," lanjutnya.

Aksi protes membesar setelah aparat menekan pendemo dengan kekerasan. Aksi protes pun menyebar ke kota-kota lainnya di Turki. Erdogan menuduh kubu oposisi berada di balik gerakan anti-pemerintah tersebut. Dia juga menyalahkan situs pertemanan twitter sebagai media provokasi.

Gaun Merah Jadi Simbol Anti-Erdogan

Perempuan Bergaun Merah dalam Demonstrasi Turki (Foto: France24)Foto perempuan bergaun merah menjadi simbol protes anti-pemerintah di Turki. Perempuan itu tertangkap kamera diserang polisi dengan gas air mata.

Tidak diketahui identitas dari perempuan tersebut. Namun, gambarnya digunakan para pendemo dalam spanduk dan poster yang mereka bawa.

"Semakin banyak gas air mata, semakin banyak demonstran datang" tulis sebuah spanduk yang berisi foto sang perempuan. Foto tersebut juga marak tersebar di dunia maya sebagai bentuk dukungan untuk para demonstran.

Sosok perempuan itu juga menjadi simbol prinsip sekuler di Turki. Pendemo memang menuduh Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan melakukan Islamisasi.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama