Posisi Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan semakin terpojok. Rekannya di pemerintahan, Presiden Abdullah Gul, justru mendukung para pendemo.
Aksi protes yang disertai kerusuhan telah memasuki hari yang keempat di Turki. Para pendemo turun ke jalan menuntut Erdogan mundur.
Mereka menyebut Erdogan memerintah secara otoriter. Perdana Menteri itu juga dituduh berusaha mengubah Turki menjadi Negara Islam.
"Saat kita berbicara demokrasi, suara rakyat adalah segalanya," ujar Gul, seperti dikutip Associated Press, Selasa (4/6/2013).
"Demokrasi bukan hanya soal pemilu. Rakyat juga bisa menyuarakan pendapatnya dengan cara lain," lanjutnya.
Jabatan presiden di Turki hanya berfungsi sebagai kepala negara. Jalannya pemerintahan utamanya dipegang oleh perdana menteri.
Pernyataan Gul serupa dengan pendapat dari Negara Barat. Mereka menyebut aksi protes ke jalan merupakan hak dari rakyat Turki.
Sebaliknya, Erdogan terus bersikap keras kepada para pendemo. Dia menyebut mereka tidak lebih dari sekelompok perusuh.
"Mereka hanya perusuh. Saya minta kalian tetap tenang, situasinya akan mereda," pungkas Erdogan.
Erdogan sendiri kini pergi ke Afrika Utara untuk melakukan kunjungan kenegaraan. Kepergiannya itu diprotes karena kondisi Turki kini masih kacau balau.
Aksi protes dimulai pekan lalu di Kota Istanbul. Pendemo awalnya hanya memprotes niat pemerintah menggusur Taman Gezi di pusat Istanbul.
Namun sikap keras aparat membuat aksi protes meluas. Demonstrasi pun menyebar ke sekira 67 kota lainnya.
(*/ap/okz)
Posting Komentar