{getFeatured} $label={recent} $type={featured1} $color={#1abc9c}

Bentuk Kebencian Myanmar Terhadap Muslim


Myanmar disebut-sebut berkembang pesat dalam reformasi politik yang mereka lakukan. Tetapi pada kenyataannya, Myanmar dihadapkan pada isu besar, yakni pelanggaran HAM yang diderita oleh umat Muslim Myanmar yang menjadi minoritas.

Sangat positif melihat perubahan yang terjadi di Myanmar saat ini. Tetapi dunia seperti melupakan atau mengabaikan adanya sebuah kejahatan yang didasarkan atas agama.

Seperti yang terjadi di Aung Mingalar di Kota Sittwe. Lokasinya yang tidak terlalu luas, bisa dikelilingi hanya dalam waktu 10 menit. Tetapi tempat itu seperti sebuat kamp konsentrasi, karena prajurit Myanmar tidak mengizinkan setiap warga Muslim yang tinggal di lokasi itu, untuk keluar dari Aung Mingalar.

Apa yang menjadi kota ini terkunci dari luar? Jawabannya sangat mudah, tempat itu merupakan wilayah sebagian besar warga Muslim tinggal.

Satu tahun setelah konflik sektarian terjadi di Myanmar, mengubah Aung Mingalar seperti penjara bagi warga Muslim di Sittwe. Kondisi ini mengancam transisi Myanmar menjadi sebuah negara demokratis.

Seorang warga Muslim Aung Mingalar, Zaud Tuson mengatakan, Muslim tidak diterima di Myanmar saat ini. "Mudah sekali diutarakan, mereka ingin kami menghilang," ujar Tuson, seperti dikutip The News, Selasa (1/7/2013).

Kebencian memang ditunjukkan oleh pihak-pihak di Myanmar, bahkan oleh politisi ternama negara itu. Politisi Rakhine Nationalities Development Party U Shwe Maung kerap mengutarakan apa yang menjadi masalah bagi Muslim Myanmar termasuk etnis Rohingya. Menurut Maung, mereka terlalu banyak anak dan berpotensi menimbulkan masalah politik, termasuk memaksa untuk memperoleh kewarganegaraan.

"Kami tidak sudi hidup bersama mereka. Mereka ingin mengubah negara ini menjadi Muslim. Mereka menginginkan kekuasaannya," ujar Maung yang juga mantan seorang guru.

Sentimen anti-Muslim tidak hanya ditunjukkan oleh politisi, biksu di Myanmar juga menyuarakan kekhawatiran atas tumbuhnya ancaman terhadap mereka. Seorang biksu populer, Ashin Tayzaw Thar Ra mengatakan, Muslim bisa menghancurkan Myanmar dan menghancurkan generasi perempuan Myanmar.

Tetapi penjahat utama dalam konflik yang terjadi di Myanmar saat ini adalah Aung San Suu Kyi. Sangat mengherankan melihat sosok sekaliber Suu Kyi yang meraih Nobel Perdamaian, tidak berbuat apapun atas apa yang terjadi di negara saat ini.

Bahkan sosok Dalai Lama, jauh lebih bijaksana memandang masalah yang terjadi di Myanmar. Dalai Lama justru mengecam tindakan kekerasan yang dialami oleh Muslim Myanmar yang selama ini menjadi minoritas. */okz

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama