{getFeatured} $label={recent} $type={featured1} $color={#1abc9c}

Biksu: “Muslim harus Murtad jika Nikahi perempuan Buddha”

Pimpinan Teroris Buddha Myanmar

Tokoh biksu ultranasionalis Myanmar, Ashin Wirathu mendesak parlemen untuk menerima usulan Rancangan Undang-Undang soal perkawinan antar-agama di Myanmar.

Dikutip dari irrawady.org, Undang-Undang tersebut bakal membatasi perkawinan antar-agama dan penganut kepercayaan di Myanmar. Wirathu dan ratusan biksu dalam konvensi di Yangon, 13-14 Juni lalu mendukung draf kontroversial tersebut.

Draf tersebut bakal menyaratkan perempuan Buddha yang ingin menikah dengan pria Muslim untuk meminta izin dari orangtua dan pejabat pemerintah lokal setempat.

Draf itu juga mengharuskan setiap Muslim yang menikahi perempuan Buddha harus mengubah keyakinannya untuk menjadi pemeluk Buddha alias murtad.

Proposal tersebut memicu badai reaksi dan kritik dari aktivis hak asasi manusia (HAM). Kelompok perempuan sudah menegaskan, akan melawan rancangan beleid tersebut.

Hanya, Wirathu tetap kukuh dengan keyakinannya. "Draf final sudah semakin seimbang. Kami bahkan sudah meminta tanda tangan dari warga. Pembuat undang-undang di Parlemen akan menerima draf final kami saat mereka melihat banyaknya dukungan,"ujarnya.




Wirathu: Islam harus dirobek-robek

Laporan utama Majalah Time beberapa waktu lalu memuat wajah Ashin Wirathu, menjadi berita sampul majalah terbitan Amerika Serikat tersebut. Majalah yang beredar di seluruh dunia itu dengan judul Wajah Teror Burma.

Presiden Myanmar Thein Sein menuduh laporan utama Majalah Time, dinilai telah merongrong upaya pemerintah Myanmar membangun rasa saling percaya atas berbagai agama. Sebab itu, dirinya membela biksu Buddha, Wirathu pemicu kekerasan anti-Muslim di Myanmar.

Presiden Thein Sein menyebut Wirathu sebagai anggota dari ordo yang terdiri dari orang-orang luhur. Dia memperjuangkan perdamaian dan kesejahteraan.

Gambaran tersebut amat kontras dengan pernyataan biksu itu sendiri. Dia menyebut Islam sebagai momok yang mengancam karakter Myanmar. Karena itu, dia menyimpulkan Islam harus dirobek-robek.

Ashin Wirathu awalnya merupakan biksu yang tidak diketahui masyarakat umum. Namun wajah biksu  ini belakangan menjadi yang paling dikenal di Myanmar. Dia semakin terkenal setelah mukanya dipajang di majalah Time, dengan julukan Wajah Teroris Buddha.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama