Presiden sementara Mesir Adli Mansour melantik kabinet pemerintahan baru yang didominasi kaum mendapatkan posisi-posisi kunci.
Pemerintahan baru Mesir resmi dibentuk, Selasa (16/7). Para pejabat yang menduduki kabinet tidak ada satu pun yang Islamis. Dari ke-35 anggota kabinet baru ini tidak ada satu pun perwakilan dari Ikhwanul Muslimin, organisasi yang menyokong Muhammad Mursi.
Tak hanya itu, perwakilan dari Partai Nour yang beraliran Salafi juga tidak tampak dalam susunan kabinet ini.
Perubahan tersebut menyusul meruncingnya polarisasi dan kekerasan yang terjadi. Pertumpahan darah sejauh ini terus terjadi di Mesir sebagai bagian dari kudeta yang menggulingkan Presiden Mohammed Mursi.
Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, panglima militer di balik penggulingan Mursi, mendapat posisi wakil perdana menteri pertama sekaligus menteri pertahanan dalam kabinet yang dipimpin tokoh ekonom liberal Hazem al-Beblawi itu. Ia merangkap jabatan sebagai menteri pertahanan.
Mohammed Ibrahim, menteri dalam negeri dalam pemerintahan Mursi, tetap duduk di jabatannya sekaligus membawahi kepolisian Mesir. Adapun Nabil Fahmy, mantan dubes Mesir untuk AS pada 1999-2008, ditunjuk sebagai menteri luar negeri.
Dua tahun sejak kudeta Hosni Mubarak, Mesir terpisah menjadi dua kubu. Kubu pertama dipimpin Mursi dengan organisasinya Ikhwanul Muslimin. Kubu lainnya sekuler, liberal, Kristen, dan Partai An Nour.
Juru bicara presiden sementara, sebelumnya mengatakan jabatan di pemerintahan telah ditawarkan pada Ikhwanul Muslimin, tapi ditolak. Mereka mengatakan tidak akan ambil bagian dalam proses politik yang dibekingi militer. Ikhwanul Muslimin juga bersikukuh akan terus melanjutkan demonstrasi sampai Mursi kembali ke jabatannya.
"Kami bahkan menolak membicarakannya. Hal yang dibangun di atas pelanggaran hukum adalah ilegal," ujar seorang tokoh senior Partai Kebebasan dan Keadilan milik Ikhwanul Muslimin.
"Kami tidak mengakui legitimasi dan wewenang kabinet ini," kata juru bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad.
Satu-satunya partai yang mendukung kudeta Mursi, yakni Partai Salafi el-Nour tidak ada dalam kabinet sementara. Partai ultrakonservatif ini mengkritik kepemimpinan dengan mengatakan mereka mengulangi kesalahan yang sama dengan yang dilakukan pemerintah sebelumnya.
Posting Komentar